WANITA

blog ini berisi semua hal tentang wanita..,...

1. Seorang wanita menghadapi kesulitan apabila ia berada di antara lelaki yang dicintainya dan yang  mencintainya.

2. Kecantikan seorang wanita ialah terletak sejauh mana ia dapat menahan (menjaga) malunya, sementara kegagahan seorang lelaki ialah terletak sejauh mana ia dapat menahan (menjaga) marahnya.

3. Wanita hidup untuk berbahagia dengan cinta, sementara lelaki mencintai untuk hidup berbahagia.

4. Orang yang membujang adalah orang yang belum menemukan penghibur duka dan dia baru memperolehinya dengan menikah.

5. Kebijaksanaan wanita terletak di dalam hatinya.

6. Suami adalah orang yang mencari kebahagiaan hidup dengan menghilangkan sebagian kemerdekaannya.

7. Seorang wanita yang bijaksana menambahkan gula pada kalimatnya setiap kali berbicara dengan suaminya,
dan mengurangi garam pada ucapan suaminya.

8. Wanita menghadapi banyak permasalahan; sebagian diatasi dengan menikah dan sebagian yang lain diatasi setelah dia masuk ke liang kubur.

9. Wanita tidak diciptakan untuk dikagumi semua lelaki tetapi sebagai sumber kebahagiaan seorang suami.

10. Mata wanita yang paling indah tetapi juga harus diwaspadai adalah mata kaum wanita.

11. Sesungguhnya tidak ada wanita yang sangat cantik, yang ada ialah kaum lelaki yang sangat lemah bila 
berhadapan dengan kecantikan.

12. Jangan menyalahkan perasaan isteri anda karena perasaannya yang terbaik ialah ketika ia menerima anda sebagai suami.

13. Pada waktu bertunang, lelaki banyak berbicara dan perempuan mendengarkan. Pada saat pernikahan, perempuan berbicara dan pengantin lelaki mendengarkan. Sesudah pernikahan, suami dan isteri banyak berbicara dan para tetangga pun mendengarkan.

14. Perawan tua ialah wanita yang kehilangan kesempatan menyusahkan seorang lelaki.

15. Setiap wanita mempunyai dua mata. Adapun wanita yang cemburu berlebihan mempunyai tiga mata. Satu di sebelah kanan, satu di sebelah kiri dan yang ketiga diarahkan kepada suami.

16. Yang diinginkan seorang gadis dari dunia ini hanyalah seorang suami dan apabila ia sudah memperolehinya, ia menginginkan segala-galanya.

Mengaguminya bahkan bersedia melakukan apa pun demi dia. Memang tidak ada yang salah dengan itu. Tapi tahukah para lelaki bahwa semua wanita berbohong dalam beberapa situasi tertentu, dan salah satunya mungkin pasangan Anda.

Terkadang wanita berdusta untuk melindungi perasaannya atau perasaan pasangannya. Motifnya tidak bisa ditebak, tapi apa pun kasusnya, beberapa kebohongan lebih sering terjadi pada kasus tertentu. Pelajari apa saja kebohongan tersebut, ciri-cirinya dan bagaimana mengatasinya.

Ini dia, lima kebohongan umum yang biasa dilakukan para wanita pada pasangannya:


Saya Tidak Marah. Jika wanita mengatakan itu, sudah jelas bahwa ia marah. Jangan pikir Anda dapat mengatasinya dengan mudah. Kebohongan ini adalah jenis yang paling sering digunakan dalam suatu hubungan. Wanita berkata demikian sebagai usaha mempertahankan diri. Sebagai contoh, jika seorang pria lupa hari ulang tahun pacarnya dan meminta maaf setelahnya, wanita umumnya berkata, "Saya tidak marah."

Dengan berkata seperti itu, wanita sebenarnya ingin pria dapat membaca pikirannya, dan belajar bahwa perkataan, "Saya tidak marah," sebenarnya berarti, "Saya sedang melemparkan senjata agar tidak terlihat sekarang."

Tindakan yang paling tepat mengatasi kebohongan ini adalah dengan menghubunginya, mendengarkan perasaannya yang sebenarnya dan mendiskusikan apa yang telah membuatnya marah. 

Saya tidak keberatan kamu pergi dengan teman-temanmu. Jangan terburu senang dahulu jika pacar Anda berkata demikian. Kata-kata bijak tersebut memang sangat enak didengar, tapi ternyata semua wanita akan merasa keberatan jika pasangannya pergi bersama teman-temannya.

Wanita merasa sangat khawatir jika pasangannya berkumpul dengan teman-teman prianya karena dianggap dapat berbuat yang macam-macam, termasuk berselingkuh.

Wanita tidak ingin dinomorduakan, itu juga mungkin yang ingin disampaikannya. Sebaiknya bicarakan dan jelaskan apa saja yang biasa dilakukan Anda dan teman-teman Anda pada saat berkumpul. Wanita hanya butuh diberi pengertian, itu saja. 

Saya tidak siap pacaran saat ini. Wanita yang berkata seperti itu sebenarnya menyimpan kalimat lanjutan dalam hatinya, seperti, "Saya hanya tidak ingin disakiti lagi setelah putus beberapa waktu yang lalu."

Atau jika ia menolak dengan kalimat, "Saya terlalu sibuk dengan karier sehingga saat ini belum siap menjalani suatu hubungan," sebenarnya ia hanya ingin tahu seberapa besar tekad Anda untuk mendapatkannya. Semuanya tergantung pilihan Anda jika sudah demikian, usahakan atau tinggalkan.

Saya tidak keberatan membayar, kan sebelumnya engkau yang bayar. Jika wanita sudah berkata demikian, percayalah bahwa itu bohong. Meskipun tidak semua wanita melakukan kebohongan ini, tapi kebanyakan mereka masih mengharapkan segala sesuatunya dibayari pria, terutama jika ajakan keluar atau makan itu datang dari si pria. Pria sebaiknya menawarkan pembayaran lebih dulu ketimbang wanita.

Mengatasi hal tersebut, sebaiknya lakukan persiapan dengan matang, termasuk rencanakan minimal biaya yang dikeluarkan untuk pergi kencan. Anda bisa saja bersikap adil dan mendiskusikan soal bayar membayar dengan pasangan wanita Anda, tapi untuk tahap awal berkencan sebaiknya jangan mengambil resiko.

Tadi itu sangat hebat. Kebohongan ini termasuk kategori kebohongan seksual. Ketika seorang wanita sudah berkomitmen dengan seorang pria, ia akan fokus, percaya dan merasa sangat cocok dengannya. Karena itulah, mereka juga sering mengatakan pada pria apa yang ingin didengar si pria itu.

Seperti dalam berhubungan seksual, wanita akan mengatakan sesuatu yang menurutnya dapat membuat si pria senang dan bangga, seperti, "Sayang, tadi engkau sangat hebat."

Ketika saat bercinta tiba, akan lebih aman jika Anda mengkomunikasikan dengan baek seperti mendiskusikan segala sesuatunya dengan pasangan. Jangan biarkan ia membohongi dirinya sendiri maupun Anda.

Jika Anda sudah mengetahui kebohongan-kebohongan wanita, cepatlah bereaksi sebijak dan seadil mungkin. Sekali wanita tahu bahwa Anda tidak bisa tertipu, maka ia akan lebih jujur dan terus terang lagi nantinya.......

Kekuatan wanita tidak seperti pada kekuatan pria.Kekuatan pria dapat terlihat oleh mata..Dengan tangan pria,ia dapat menggangkat barang berat dengan kekuatannya..Hanya di film kartun ada wanita kuat yaitu wonder woman yang mempunyai kekuatan secara fisik dan kecantikan. Bagaimana dengan di dunia nyata?
    
   Saya adalah seorang wanita,kadang aku berpikir dimana kekuatan seorang wanita?Seorang wanita dapat mengandalkan kekuatan dari kecantikannya..Sampai ada seorang raja di india yang membangun TajMahal untuk istrinya sebagai bukti dari cintanya..Karena seorang wanita,terbangunlah Tajmahal yang terkenal itu..
    Ada juga sebuah lagu yang isi liriknya mengatakan bahwa pria dapat tunduk di ujung kerling wanita..Kerlingan wanita dapat menjadi kekuatan..Kekuatan yang dapat menghacurkan sebuah keluarga bila kerlingan itu memikat pria yang beristri!Lihat saja Bambang Triatmojo yang tunduk di kerlingan Mayangsari,sehingga Mayang sari dapat menjadi perempuan yang mendadak kaya..
   
 Bambang lupa akan istrinya Halimah dan jatuh ke pelukan Mayang.Kadang-kadang aku ingin menebak2,kenapa ini terjadi?Kekuatan apa yang dimiliki Mayang sari sehingga dapat menundukkan hati seorang Bambang?Apakah kekuatan Mayang akan terus bertahan?Entahlah..tapi aku tidak mau menduga2 daripada muncul fitnah.
    Ingat cerita Delila dan Samson?Samson yang begitu kuat dan tidak ada seorang pun dapat mengalahkannya kecuali seorang wanita bernama Delila.Samson tidak dikalahkan oleh pria yang kuat tapi seorang wanita.Rayuan wanitalah yang dapat menjatuhkan pria.Kadang aku ingin tertawa kecil dalam hati,kok begitu bodohnya pria itu bila sudah terpikat oleh wanita.Pria lupa segalanya.Pria bukan mabuk kepayang oleh anggur tapi wanita.Akal sehat sudah tidak berjalan bila ada pria yang tergoda oleh wanita.    
    
    Tapi ada suatu kekuatan wanita yang cukup ampuh menaklukkan pria...Karena aku sudah menikah,aku jadi mengerti.Kelembutan wanita dapat meluluhkan pria.Walau kadang aku sangat "amat" sulit melakukannya.Kadang ego itu selalu ada dalam hati.Tapi kelemahlembutan bukan hal yang instan diperoleh tapi perlu latihan karena aku tahu segala sesuatu yang baik perlu ketekunan untuk memperolehnya.Kelemahlembutan berbeda dengan rayuan.Setiap wanita bisa merayu tapi tidak semua wanita mempunyai hati yang lembut.Hati yang lembut itu,walaupun dia dilukai dia tidak marah dan tidak membalas.Aku akui sangat sulit mempunyai hati yang lembut..    
  
  Makanya,aku bersyukur sekali kalo aku menjadi wanita.Karena banyak kelebihan seorang wanita..Ada pepatah bilang di balik kesuksesan pria ada wanita yang kuat dibelakang pria tersebut.Setuju?Hidup perempuan!!!!!Makanya hargailah Wanita,wahai pria..

Ini bukanlah puisi, tapi sekedar renungan dari gelisahnya hati, tentang harta pinjaman yang Allah titipkan pada kami .. 

Apalagi yang harus dicari di dunia, selain mempersiapkan bekal menuju kesana? 
Aku takut berlimpahnya harta akan menyilaukan mata dan hatiku. 
Takut nyamannya rumah dan kendaraan membuatku tak lagi mampu meletakkan harta di tangan, tapi telah jauh meracuni hatiku. 
Dan aku sungguh takut dengan ujian harta ini. 

Aku bukan tak ingin kaya. 
Juga tak ingin hidup miskin. 
Aku hanya ingin memilih selalu hidup sederhana. 
Aku ingin menjadi orang biasa. 

Biarlah rumah kami begini, apa adanya, asal keluargaku dapat berteduh dan beristirahat, terhindar dari panasnya matahari dan basahnya hujan. Rumah model kampung dan tak mengikuti tren arsitektur terbaru. Tak harus mewah, tak harus terlihat indah dan artistik. 

Aku malu pada Rasul yang hanya tidur di atas tikar kasar tiap harinya, sementara di rumahku tersedia kasur spring bed yang kadang terlalu memanjakan penggunanya sehingga terlambat sholat berjamaah. 

Aku malu pada Syekh Ali Ghuraisyah, yang hanya menjadikan krak botol minuman yang ditutup sehelai kain lusuh untuk meja dan kursi tamunya. Sementara di rumahku ada beberapa kursi, meskipun kuno dan bukan sofa, yang cukup enak diduduki. 

Aku malu pada Usamah Bin Ladin, yang tak memiliki satu buah furnitur pun di rumah keempat istrinya, sementara untuk amal sosial dengan mudah dia akan mengeluarkan cek senilai ratusan juta dollar. 

Mereka bukan orang miskin, tapi mereka adalah orang-orang yang memilih untuk hidup sederhana. 

Biarlah kendaraan kami biasa saja, sepeda motor yang sudah cukup berumur dan mobil kuno 1990-an yang sudah berkarat di beberapa sisinya. Asal dengan itu telah mampu membantuku beraktivitas dan menghemat banyak hal dalam perjalanan. 

Aku malu pada Rasul dan Abu Bakar, yang menempuh perjalanan Makkah-Madinah dengan berjalan kaki, padahal mudah bagi beliau untuk meminta diperjalankan oleh Allah dengan Buraq sekalipun. 

Aku malu pada Syekh Hasan Al-Banna & Syaikh Umar Tilmisani, yang lebih memilih naik kereta kelas ekonomi untuk berdakwah di seantero Mesir, meski secara finansial sangat mampu untuk naik kereta kelas di atasnya. 

Aku malu pada pemuda Taufiq Wa’i, yang tak mau hanya sekedar naik taxi seperti saran bunda Zainab Al-Ghazali, karena khawatir tak mampu menyikapi fasilitas itu dengan benar. 

Biarlah kemana-mana aku ingin naik angkutan umum kelas ekonomi, selagi fisik mampu diajak berkompromi. Bukan naik taxi atau kelas eksekutif. Bukan karena sayang mengeluarkan uang, tapi sungguh bersama orang-orang berbagai tipe di kelas ekonomi itu, banyak pelajaran yang dapat kuambil, dan itu mampu melembutkan hati. 

Biarlah aku memiliki baju secukupnya saja, tak harus mengikuti model terbaru. Yang penting masih utuh dipakai dan cukup pantas dilihat orang. Aku takut menjadi penganut paham materialis, berburu berbagai koleksi baju, kerudung, tas, alat tulis, perlengkapan elektronik... bukan karena perlu tapi hanya sekedar ingin. 

Aku malu pada khalifah kelima, Umar bn Abdul Aziz, yang setelah menjadi khalifah justru memilih jenis pakaian yang paling kasar dan paling murah pada pedagang yang sama, hingga membat takjub si pedagang karena sebelumnya sang Umar adalah seorang yang sangat memperhatikan penampilan. 


Aku bahagia, saat melihat pak NN dengan istri dan ke-6 anaknya yang kecil-kecil dapat berteduh di salah satu rumah kami tanpa bayar sejak 8 tahun lalu. Jujur, melihat kehidupan perekonomian mereka yang makin membaik, kadang tergoda untuk mulai menerapkan prinsip ’profesional’ dengan perjanjian sewa. 

Tapi, Astaghfirul-Lah.. kembali kutepis keinginan itu. Mungkin, justru lewat wasilah doa-doa tulus pak NN-lah, Allah selalu memberikan rezki yang berlebih padaku dan keluarga. Ya Rabb, biarkanlah rumah itu menjadi ladang amal pintu pembuka rahmatMu bagi kami. 

Aku bahagia, meski piutang-piutang kami untuk berbagai keperluan pada beberapa orang tak kunjung terbayarkan sampai berbilang tahun bahkan berpuluh tahun. Aku pun tak ingat lagi persis jumlah nominalnya. Aku percaya, mereka semua bukan tak mau membayar, tapi belum mampu membayar. 

Tentu mereka malu untuk tiap waktu hanya menghubungi lalu mohon maaf dan meminta penangguhan waktu pembayaran. Mereka juga manusia, yang memiliki izzah. Biarlah, mungkin mereka butuh waktu. Mungkin Allah sedang mengajarkan arti ikhlas pada kami. Biarlah, kalau memang ternyata sampai nanti pun tak mampu terbayarkan, Allah yang akan menggantinya dengan yang lebih baik. Insya Allah.... 

Bahkan, mungkin dari mulut-mulut merekalah, teman-teman yangn membutuhkan itu, meluncur doa-doa ikhlas untuk kami sekeluarga, yang langsung didengar Allah di Arsy sana, hingga Allah berikan kemudahan rizki pada kami. 

Aku ingat, salah seorang teman yang sudah cukup lama berhutang sekian juta, demi mengetahui bahwa aku akan menunaikan ibadah haji beberapa tahun lalu, dia mengirim sms: "Semoga hajimu mabrur ya Ning. Jangan lupa aku titip doa, doakan aku agar semua masalahku terangkat, kehidupanku menjadi lebih baik, dan aku dapat segera menunaikan kewajibanku pada kalian yang sudah tertunda sekian tahun. 

Aku malu sebetulnya bicara begini. Tapi aku tahu, kalian bisa menerima dengan lapang". 
Hiks, sungguh aku terharu dan menetes air mataku membaca sms itu. 

Ya Allah, Alhamdulillah 
telah Kau berikan rizki padaku dan keluargaku, lebih dari yang kami butuhkan. 
telah Kau karuniai aku dengan suami sholeh, yang selalu mengingatkanku tentang amanah harta dan anak. 
telah Kau anugerahi aku anak-anak soleh solehah yang mampu menjadi penyejuk hati. 
telah Kau berikan padaku ilmu yang mempermudahkanku menjemput rizkiMu 

Ya Allah, mudahkanlah kami untuk selalu berbagi, melalui rizki yang Kau titipkan pada kami. 

Hindarkan dari hati kami orientasi selalu mencari keuntungan duniawi. 
Ijinkan dan biarkanlah sebanyak mungkin orang dapat ikut menikmati rizki ini. 
Kami ingin setiap rupiah yang mengalir lewat tangan kami, juga bermanfaat untuk saudara-saudara kami. 

Sayup-sayup, kudengar refrain nasyid Antara Dua Cinta-nya Raihan 

Tuhan, leraikanlah dunia 
yang mendiam di dalam hatiku 
karena disitu tidak ku mampu 
mengumpul dua cinta 
Hanya cintaMu, kuharap tumbuh 
diibajai bangkai dunia yang kubunuh ... 

Dosa besar yang telah ia perbuat, mengantarkannya pada sebuah pertaubatan yang agung. Ia dirajam di kota Madinah. Taubatnya setara dengan taubat 70 warga Madinah. Bahkan, Rasul pun mensholatkannya. Jangan ragu untuk bertaubat.



Imran bin al-Husain al-Khunza radhiallahu ‘anhu menceritakan bahwa ada seorang wanita dari Juhainah yang datang kepada Rasulullah Shollallahu alayhi wa Sallam falam keadaan hamil karena berzina. Ia berkata, “Wahai Rasulullah! Aku telah melanggar batas. Maka tegakkanlah hukum terhadapku.” Kemudian Nabi memanggil salah seorang walinya agar memperlakukannya dengan baik. Beliau berkata, “Perlakukan dia dengan baik. Jika ia telah melahirkan maka bawalah dia kepadaku.” Maka ia melakukannya. Nabi pun memerintahkan untuk menghadirkan wanita tersebut. Lalu bajunya diikatkan pada tubuhnya. Lalu beliau memerintahkan agar wanita itu dirajam. Lalu Rasulullah menshalatkannya. Umar radhiallahu ‘anhu berkata kepadanya, “Apakah engkau menshalatkan dia wahai Rasulullah? Sedangkan ia telah berbuat zina?” Rasulullah bersabda, “Ia telah melakukan taubat dengan taubat yang apabila dibagikan kepada 70 penduduk Madinah, niscaya merea semua akan mendapatkan bagian. Apakah engkau mendapatkan keadaan yang lebih baik daripada ia yang telah menyerahkan dirinya kepada Allah?” (HR. Muslim)


Makna di Balik Kata
Dalam riwayat yang dinukilkan oleh Syaikh Utsaimin rahimahullah dari Imran bin Husain radhiallahu ‘anhu, ada seorang wanita yang datang kepada Nabi Shollallahu ‘alayhi wa sallam dalam keadaan hamil karena telah berzina.
Ia pun berkata, “Wahai Rasulullah! Aku telah melanggar had(batas), maka tegakkanlah had (hukuman) terhadapku.” Yakni, aku telah melakukan sesuatu yang mengharuskanku untuk dikenai had (hukuman) maka tegakkanlah had itu terhadapku.
Lalu Nabi memanggil seorang walinya dan memerintahkannya untuk memperlakukannya dengan baik. Apabila ia telah melahirkan, maka hendaklah ia membawanya kepada Rasulullah.
Ketika ia telah melahirkan, walinya membawanya kepada Rasulullah. “Dan Nabi memerintahkannya untuk menghadirkan wanita tersebut,” yaitu bajunya diselimutkan dan diikat agar tidak tersikap auratnya. “Kemudian beliau memerintahkan agar wanita tersebut dirajam, maka ia pun dirajam.” yaitu dilempari dengan batu. Ukuran batu itu tidak besar dan tidak kecil, hingga ia meninggal. Lalu Nabi menshalatkannya.
Beliau mendoakannya dengan doa bagi orang yang telah meninggal. “Lalu Umar berkata kepadanya, ‘Apakah engkau menshalatkannya sedangkan dia telah berbuat zina, wahai Rasulullah?” Sedangkan zina adalah termasuk dosa yang paling besar. Maka Rasulullah berkata, “Ia telah berta ubat dengan taubat yang apabila dibagikan kepada 70 penduduk Madinah, niscaya merea semua akan mendapatkan bagian.”Yakni, taubat yang luas, seandainya dibagikan kepada 70 orang dimana semua mereka berbuat dosa, niscaya mereka akan mendapatkan taubat itu dan bermanfaat untuk mereka.
“Apakah engkau mendapatkan keadaan yang lebih baik daripada ia yang telah menyerahkan dirinya kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala?”Yaitu, apakah engkau mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari keadaan ini. Yaitu seorang wanita yang datang dan telah membersihkan dirinya, yaitu menyerahkan dirinya untuk mendekatkan dirinya kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan terlepas dari dosa zina. Tidak ada yang lebih baik dari hal ini.


Pelajaran dari Kisah Ini
Pertama, seorang pezina jika ia seorang muhshan (telah menikah) maka ia wajib untuk dirajam. Ini disebutkan dalam kitab Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan merupakan ayat yang dibaca oleh kaum Muslimin dan mereka hapalkan, mereka pahami dan terapkan. Nabi dan para Khulafaur Rasyidin setelahnya telah melakukan rajam. Tapi Allah dengan kebijaksanaan-Nya telah menghapusnya dari Al-Qur’an secara lafadz dan membiarkan hukumnya berlaku di antara umat ini. Apabila seorang yang muhshan, yaitu yang telah menikah melakukan perzinaan, maka ia akan diraham hingga meninggal. Ia diberdirikan di tempat yang luas. Lalu orang-orang berkumpul dan mengambil batu yang mereka gunakan untuk melemparnya hingga meninggal.
Ini merupakan hikmah Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Yaitu, syariat tidaklah memerintahkan untuk memenggal kepalanya dengan pedang sehingga perkaranya selesai. Tapi ia dirajam agar ia tersiksa dan merasakan pedihnya siksaan sebagai balasan apa yang telah ia dapatkan, berupa lezatnya sesuatu yang haram karena orang yang berbuar zina ini seluruh badannya merasakan nikmatnya sesuatu yang haram.
Karenanya, para Ulama rahimahullah berpendapat untuk tidak menggunakan batu besar. Sebab, ia akan membunuhnya dengan cepat dan ia pun terbebas. Tidak pula dengan batu kecil sekali karena hal itu akan menyakitinya dan lama matinya. Tapi dengan batu yang sedang sehingga ia dapat merasakan sakit kemudian mati.
Apabila ada seseorang yang mengatakan, bukankah Rasulullah telah mengatakan:
“Apabila kalian membunuh maka membunuhlah dengan baik dan apabila kalian menyembelih maka sembelilah dengan baik.” (HR.Muslim)
Membunuh dengan pedang lebih enak bagi orang yang dirajam, daripada ia harus dirajam dengan batu.
Kita katakan, benar Rasulullah telah berkata demikian. Tapi pembunuhan yang baik adalah terjadi apabila karena sesuai dengan syariat. Karena itu, apabila seorang laki-laki yang telah bertindak jahat kepada seseorang, lalu ia membunuhnya dengan sengaja dan memutilasi (membunuh dengan memotong-motong anggota tubuh), maka kita akan memutilasi pelaku kejahatan ini sebelum kita membunuhnya.
Misalnya, jika seorang pelaku kejahatan membunuh seorang. Lalu ia memotong kedua tangannya. Kemudian kedua kakinya, lisannya lalu kepalanya, maka kita tidak membunuh pelaku kejahatan tersebut dengan pedang. Tapi kita potong kedua tangannya, lalu kedua kakinya, lisannya, kita potong kepalanya sebagaiana ia berbuat. Ini termasuk bersikap baik dalam membunuh. Karena sikap baik dalam membunuh adalah dengan sesuatu yang sesuai dengan syariat bagaimanapun keadaannya.
Dalam hadits ini, terdapat dalil yang menunjukkan bolehnya seseorang untuk mengakui dirinya berbuat zina, dengan tujuan untuk mensucikan dirinya dengan penegakan had, bukan untuk membuka kejelekan dirinya. Orang yang membicarakan dirinya bahwa ia telah melakukan perzinaan dihadapan Imam atau wakilnya dengan tujuan agar ditegakkan hukuman atas dirinya maka orang ini tidaklah dicela dan dihina.
Adapun orang yang menceritakan kepada masyarakat bahwa dia telah berbuat zina, berarti ia telah membongkar aib dirinya sendiri. Ia tak akan dimaafkan. Rasulullah shollallahu ‘alayhi wa sallam pernah bersabda :
Setiap umatku akan diampuni kecuali orang yang mujahir (terang-terangan). Mereka (para sahabat) berkata, “Siapakah orang yang mujahir itu?” Beliau berkata, “Ia adalah orang yang berbuat dosa kemudian Allah tutupi aibnya. Lalu pada pagi harinya ia menceritakannya.” (HR. Muttafaq alaih)
Ada jenis yang ketiga, yaitu orang fasik yang melampaui batas dan tidak punya rasa malu. Ia bercerita tentang ziba dengan bangga, na’udzu billah!Ia berkata bahwa dia pergi ke berbagai negeri untuk berbuat dosa, berzina dengan banyak wanita, dan berbagai kemaksiatan lainnya, dengan rasa bangga.
Orang ini harus diminta bertaubat. Jika ia bertaubat, maka ia akan mendapatkan ampunan. Jika tidak, maka ia dibunuh. Sebab orang yang bangga dengan perbuatan zina, maka sudah pasti ia menghalalkan zina, na’udzu billah! Barangsiapa yang menghalalkan perbuatan zina maka dia adalah orang kafir.
Sebagian orang fasik melakukan hal itu. Yaitu, orang-orang yang karena perbuatannya, kaum muslimin mendapatkan musibah. Banyak orang merasa bangga dnegan hal ini. Jika ia pergi ke suatu negeri yang terkenal dengan kefasikan dan tidak ada rasa malu seperti Bangkok dan negeri-negeri yang penuh kekejian perzinaan, homoseksual, khamar dan lain sebagainya, lalu ia pulang menjumpai temannya dan bangga menceritakan apa yang telah dilakukan.
Orang ini, sebagaimana telah dikatakan harus dimintai untuk bertaubat. Apabila ia bertaubat, maka ia diampuni. Jika tidak mau, maka ia dibunuh. Karena orang yang menghalalkan perzinaan dan lainnya diantara perbuatan yang diharamkan secara jelas dan disepakati keharamannya, maka ia adalah orang kafir.


Rincian Taubat Nasuha
Bisa jadi seseorang telah bertaubat dengan taubat yang nasuha (taubat dengan benar), ia menyesal dan berjanji kepada dirinya untuk tidak mengulanginya. Orang ini sebaiknya tidak pergi dan menceritakan tentang dirina. Tapi hendaklah ia merahasiakan perkara itu dan hanya Allah yang tahu. Barangsiapa yang bertaubat maka Allah akan menerima taubat.
Adapun orang khawatir bahwa taubatnya bukanlah taubat yang nasuha dan khawatir jika ia akan kembali pada perbuatan dosa, sekali lagi maka orang ini sebaiknya pergi kepada pemerintah, hakim, dan lainnya, lalu mengaku dihadapannya agar ditegakkan hukuman terhadapnya.
Sumber : diketik ulang oleh Ummu ‘Umar  dari Memetik Hikmah dari Telaga Sunnah (Kumpulan Kisah dari Syaikh Utsaimin) oleh Shalahuddin Mahmud as-Sa’id,   Pustaka At-Tazkia, 2006 (hal. 181-188)

WANITA SHALIHAH… Jika kita mendengar dua kata ini, yang terbayang di benak kita adalah seorang wanita berkerudung, menggunakan jubah panjang sampai ujung kaki, bahkan yang menutup mukanya hingga yang terlihat hanyalah dua pasang mata. Apakah itu yang dikatakan  wanita shalihah?? Seperti apakah kriteria wanita shalihah menurut agama Islam?

Jika kita menelaah kembali sejarah wanita sebelum Islam, dimana kedudukan wanita sangat tidak berharga, bahkan sebuah keluarga dianggap hina jika melahirkan seorang bayi wanita.  Pada masa itu wanita sama halnya seperti binatang yang menjijikan. Seorang ayah boleh menjual belikan anak perempuannya, mengubur hidup-hidup anaknya dan yang lebih keji lagi para suami rela membagi istrinya dengan teman-temannya. Bisa kita bayangkan jika Islam tidak datang pada masa itu dan kebiasaan itu masih terjadi pada massa sekarang??

Pernyataan di atas sedikit menggambarkan kita bagaimana Islam menjaga, bahkan menaikkan harkat dan martabat wanita. Di dalam al-Qur’an sangat jelas diungkapkan beberapa kriteria wanita shalihah menurut kacamata Islam yang artinya: “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri  supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. 30:21)
 
Jika kita pelajari makna ayat di atas, kita akan memahami bahwasanya keberadaan kaum  wanita memiliki pengaruh dan manfaat yang sangat besar terhadap kaum pria. Yang mana diantara mereka terbentuk suatu timbal balik yang saling melengkapi satu sama lain. Maka, sangat tidak benar yang dikatakan bangsa-bangsa Jahily (sebelum datang Islam) bahwa keberadaan kaum wanita merupakan suatu musibah yang akan mendatangkan bencana. Karena secara akal sehat, tidak akan terlahir seorang pria tanpa adanya wanita. Karena setiap bayi yang terlahir ke dunia ini adalah berasal dari rahim yang dimiliki seorang ibu. Namun, bukan berarti dengan jasanya kaum wanita yang melahirkan, lantas ia selalu tergolong wanita shalihah. Melainkan, wanita shalihah yang tergolong dalam kategori Islam adalah wanita yang  mampu memposisikan dirinya menjadi tiga karakter, yaitu: menjadi seorang ibu, istri dan sahabat.

Taat kepada Allah swt.

Taat kepada Allah merupakan hal yang sangat urgen yang harus dimiliki wanita shalihah. Karena  kecantikan hakiki seorang wanita dapat dilihat dari ketaatannya kepada Allah swt. Ketaatan kepada Allah dapat berupa keimanan dan mewujudkan keyakinannya dari segala tingkah lakunya, diantaranya: taat terhadap semua aturan yang Dia tetapkan, segera  menyadari kekhilafannya dengan bertaubat, rajin beribadah, berpuasa  sunah dan senantiasa menelaahh ilmu-ilmu agama agar keimanannya selalu bertambah setiap saat.. Inilah cakupan yang amat menyeluruh dari kepribadian wanita shalihah.

Namun, hukum Allah yang kerap kali dilanggar oleh kaum wanita pada zaman ini adalah dalam hal berbusana. Islam telah mengatur etika seluruh ritual kehidupan manusia dari etka beribadah sampai etika berpakaian. Sebagaiman sabda Rasulullah saw.: ”Kaum wanita yang berpakaian tetapi seperti telanjang, meliuk-liukan badannya dan rambutnya disasak, mereka tidak akan masuk surga, juga tidak akan mencium baunya. Padahal bau surga itu dapat tercium dari jarak amat jauh”. (HR. Muslim).

Taat kepada Suami

 Wanita yang mampu memelihara rahasia dan harta suaminya tergolong sebagai wanita shalihah.  Karena itu Allah mewajibkan kepada suami untuk memperlakukannya dengan baik dan penuh kasih sayang..

Rasulullah saw. bersabda: ”Jika seorang istri itu telah menunaikan shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya, dan taat kepada suaminya, maka akan dipersilahkan kepadanya memasuki surga dari pintu mana pun yang ia suka”. (HR. Ibnu Hibban, al-Bazzar, Ahmad dan Thabrani. Dan dibenarkan oleh Albani).

Sebaliknya durhaka kepada suami akan mendatangkan bencana dari Allah. Baik bencana yang disampaikan melalui perantara malaikat maupun manusia. Diantara sikap taat para istri kepada para suami, adalah meminta izin kepada suami jika hendak keluar rumah, tidak  meminta bercerai tanpa alasan yang dibenarkan agama, menjaga sopan santun dan kehormatan saat keluar rumah, tidak mengeraskan suara melebihi suami, tidak membantah suaminya dalam kebenaran, dan tidak menerima tamu yang dibenci suaminya ke dalam rumah, apalagi bermesraan dengan lelaki lain.

Lemah Lembut dan Pemalu.

Malu merupakan sebagian dari iman. Diriwayatkan pada sebuah hadits Arba’in Nawawy : “Jika kamu tidak malu, maka lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan”. Wanita yang memiliki sifat malu akan selalu mempertimbangkan semua yang akan ia lakukan. Ia senantiasa berfikir dampak dari setiap tingkah lakunya. Hal ini ia lakukan untuk menjaga dan memelihara dirinya dari fitnah dan perbuatan keji. Bahkan sifat sopan dan pemalu ini dijadikan sebagai daya tarik pada bidadari, sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an pada penggalan ayat yang artinya:  Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya… (QS. Ar-Rahman :55:56)

Rasulullah saw. Bersabda :”Dunia ini perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah”. (HR Muslim). Kata perhiasan terkait dengan makna keindahan. Wanita shalihah senantiasa menjaga daya tarik dirinya bagi suaminya. Wanita yang senantiasa menjaga keindahan digambarkan dalam al-Qur’an yang artinya: Dan (di dalam surga itu) terdapat bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik. (QS. Al-Waqi’ah:22-23)

Sebaik-baik seorang istri adalah yang jika suami memandangnya, ia memberikan kebahagiaan. Jika suami menyuruhnya, ia mentaatinya. Dan jika sang suami pergi, ia menjaga dirinya dan hartanya. Istri shalihah senantiasa menyenangkan hati suaminya dan menjaga suasana cinta dan kasih sayang tetap bersemi dalam keluarga. Sesuai sabda Rasulullah saw.: “Sesungguhnya apabila seorang suami menatap istrinya dan istrinya membalas pandangan (dengan penuh cinta kasih), maka Allah menatap mereka dengan pandangan kasih sayang. Dan jika sang suami membelai tangan istrinya, maka dosa mereka jatuh berguguran di sela-sela jari tangan mereka”.

Wanita shalihah ibarat sekuntum mawar yang datang dari surga, anggun di balik perisai ketegasan, cantik dalam balutan malu, berbinar dalam tunduknya pandangan mata. Ia lembut sekaligus tangguh, ia mempesona meski tak tersentuh, ia serahkan jiwa raga kepada Rabb-nya.

Wanita Shalihah memiliki hati seperti embun yang merunduk tawadhu' di pucuk2 daun. Seperti karang berdiri tegar yang disirami air hujan. Memiliki iman seperti  bintang, terang benderang menerangi kehidupan.

Bismillah…
Aq disini, melihat dan mendengarkan suara mereka,
mereka yang dahulu juga ada di masa jahiliyah itu,
masa kegelapan, -tentunya dengan masa kegelapan yang berbeda. Setiap orang punya masalah dan masa lalu..
tetapi, masa gelap itu tetaplah gelap…
tak ada cahaya, sepi, pengap, pekat, jenuh..
dalam saat gelap inilah butuh cahaya,
dan selalu merindukan cahaya,
secercah mentari pagi,
sebuah lilin, apapun itu…
ahhh…fitrah manusia memang selalu pada kebaikan seperti yang Allah katakan.
Setiap orang punya masalah dan masa lalu..
Namun sebagaimana kata umar r.a, “barang siapa yang Berjaya pada masa jahiliyahnya, maka ia akan Berjaya pula pada masa berimannya.”
Percayalah, dibalik itu, sebenarnya ada qolbu yang bersih..
Mereka bukan seorang bejad mutlak dan tidak dilahirkan sebagai orang yang bejad,
Tapi mereka hanya saja belum mendapat hidayah, mereka belum menjemput hidayah itu.
Siapa yang berani mengatakan bahwa hati kita lebih bersih daripada mereka?
Setiap orang punya masalah dan masa lalu,
Mereka bukan untuk dijauihi,
Mereka disini untuk dibimbing…
Mereka disini untuk dirangkul..
Mereka disini untuk kita ajak dalam indahnya islam, indahnya ukhuwah…
Wallahu’alam…
Semoga qta bsa mengambil pelajaran..

Pernahkah Anda melihat, seekor induk ayam menerjang siapapun yang berusaha mendekati anak-anaknya ? Atau seekor induk kucing yang lalu menggendong anaknya berpindah tempat, ketika merasa anak-anaknya kurang aman di suatu tempat? Lalu, pernahkah Anda sendiri, seorang ibu, merasakan betapa berat hati Anda meninggalkan anak-anak Anda untuk pergi ke kantor, meninggalkan anak-anak Anda dalam pengasuhan orang lain ?

Semua itu hanya beberapa contoh bentuk insting atau naluri yang telah Allah karuniakan pada makhluk-Nya. Naluri melindungi diri, naluri mempertahankan hidup, lalu seperti contoh yang sudah saya sebutkan, naluri melindungi dan memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Dan Allah tidaklah pernah menciptakan segala sesuatu tanpa maksud dan tujuan, begitu juga dengan naluri. Lalu ketika hati kita meronta karena melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan naluri kita, apakah kita pantas mengabaikannya ?

Itulah dilema yang saya alami , seorang ibu bekerja, dengan satu anak laki-laki usia 6,5 tahun. Saya mengabaikan naluri saya, dalam kurun waktu yang sama dengan usia anak saya saat ini. Diawali ketika saya harus meninggalkannya di tangan seorang pengasuh, ketika harus kembali bekerja setelah cuti melahirkan. Sedih ? Pasti. Merasa bersalah ? Sangat. Tapi saya berhasil mengabaikannya.

Prestasi luar biasa bagi saya, tapi mungkin cuma hal sepele bagi orang lain, wajar kata sebagian orang, ketika harus meninggalkan anak bekerja, karena tuntutan jaman sekarang memang begitu. Lalu saya kembali harus menelan ludah yang terasa pahit, ketika saat anak saya pertama kali bisa duduk, bisa merangkak, bisa berdiri, bisa berjalan, dan bisa bicara saya tidak menyaksikannya sendiri, ibu pengasuhlah yang menceritakan pada saya.

Dan tak terhitung berapa kali saya diam-diam menangis, ketika anak lebih nyaman bermain dengan pengasuhnya, ketika dia sakit tapi ada pekerjaan yang tidak bisa saya tinggalkan, atau ketika saya harus menjalani tugas diluar kota.

Setiap pertentangan batin berhasil saya lewati, paling tidak sampai saat ini, namun saya merasa pertahanan saya tidak sekuat dulu. Perkiraan bahwa semakin bertambah usia anak, dia akan semakin mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap ibunya memang tidak salah. Anak saya tumbuh jadi anak mandiri, cukup cerdas dan dewasa diantara anak seusianya. Tapi apakah semakin dewasa ia semakin tidak membutuhkan ibunya ? Tegas saya jawab, tidak.

Tapi jenis kebutuhannya yang berbeda dan semakin berkembang. Kalau semasa bayi, dia membutuhkan ASI dari ibunya. Lalu ketika batita, dia membutuhkan tangan yang membimbing ketika berjalan, dia membutuhkan seseorang yang mengajarkan kata-kata baru, dia membutuhkan seseorang yang akan setia menjawab ketika dia bertanya, “Apa ini?” atau “Apa itu?”. Di usia pra sekolah, semakin kompleks pertanyaan-pertanyaan yang dia ajukan. Akankan seorang pengasuh bisa menjawab dengan tepat pertanyaan, “Darimana asal adik bayi?” atau “Kenapa langit berwarna biru?”.

Kemudian ketika memasuki usia sekolah, dia butuh seseorang yang akan menguatkan dan membuatnya merasa sekolah adalah tempat yang aman, dan ada seseorang yang menunggu diluar sepulang sekolah. Di usia SD, dia ingin ikut bermacam les seperti teman-temannya, wushu, drum, robotika… dia membutuhkan seseorang yang mengantarnya, dia membutuhkan seseorang yang menemani dia mengaji, dia membutuhkan seseorang yang mengingatkan keutamaan sholat dan ibadah lain, dia membutuhkan teman yang menemaninya belajar tanpa terkantuk-kantuk. Ketika remaja, dia membutuhkan seseorang untuk menumpahkan kesedihan dan keceriaannya di sekolah.

Bahkan ketika sudah mapan, menikah dan mempunyai anak pun, seorang anak tetap membutuhkan ibunya, meski sekedar untuk meminta nasihat dan mencurahkan keluh kesahnya.

Selama ini, saya merasa sudah memenuhi kebutuhan anak saya, meski tidak optimal. Seorang ibu pasti akan memberikan yang terbaik untuk anaknya, bagaimanapun kondisinya. Tapi ketika anak saya membutuhkan banyak hal, sedangkan saya tidak bisa memenuhi kebutuhan itu (kelelahan, banyak pekerjaan, tidak ada waktu), akhirnya saya yang akan meminta pengertiannya, selalu begitu. Dan dia, laki-laki kecil itu akan selalu berusaha bisa mengerti saya, ibunya. Adilkah bila seorang anak yang seharusnya dimengerti justru dikondisikan untuk berusaha mengerti ?

Sebagai perempuan, sudah jelas kewajiban dan amanah saya yang utama, menjadi ibu dan istri. Dan amanah itu, pasti akan Allah mintai pertanggungjawaban kelak. Bagaimana kau mendidik anakmu? Bagaimana kau melayani suamimu ? Dengan bekerja, saya membebankan satu amanah lagi di pundak saya, dan pasti harus saya pertanggungjawabkan pula. Sering saya berfikir, berani-beraninya saya mengambil satu amanah lagi, sementara satu amanah utama saja belum tertunaikan dengan sempurna ? Astaghfirullah…

Rasanya sudah berkali-kali saya menyimpulkan, solusi masalah saya adalah saya harus berhenti bekerja atau mencari alternative pekerjaan lain yang bisa saya kerjakan dari rumah. Suami saya pun mendukung sepenuhnya, bahkan beliau menyatakan lebih tenang bekerja bila saya sendiri yang mengasuh anak di rumah. Tapi saya tidak pernah punya keberanian untuk mewujudkannya, terlalu banyak hal yang saya takutkan. Bagaimana kalau saya bosan, bagaimana mengkondisikan diri yang terbiasa punya uang sendiri lalu harus tergantung pada suami, bagaimana bila terjadi sesuatu dengan suami, bagaimana mencukupi kebutuhan hanya dengan satu gaji, bagaimana dengan keinginan naik haji ?

Begitulah, ketika beberapa kali keinginan berhenti bekerja menguat, yang biasanya diawali tuntutan-tuntutan anak saya, tak berapa lama keinginan itu pun memudar. Titik terang mulai terlihat beberapa minggu ini, saya semakin mantap untuk berhenti bekerja. Satu per satu pertanyaan dan ketakutan saya terjawab. Soal financial, alhamdulillah Allah memudahkan jalan rejeki kami sehingga kami punya rumah dan kendaraan yang layak, Allah telah menghajikan kami, Allah telah mencukupi semua kebutuhan material kami.

Saya berusaha tidak munafik, memang masih banyak sekali keinginan dan kebutuhan lain yang tidak akan habis kami kejar, semua orang pun pasti begitu. Setelah punya rumah pasti ingin punya rumah yang lebih besar, sudah punya mobil pasti ingin mobil yang lebih bagus, sudah berhaji pasti ingin berhaji lagi. Tapi apakah itu tujuan hidup saya ? Soal ketakutan bosan tanpa kegiatan di rumah, pasti bisa disiasati. Banyak kegiatan yang bisa saya ikuti, memperbanyak pengajian, kursus ketrampilan rumah tangga, LSM ?

Lalu bagaimana bila terjadi sesuatu dengan suami ? Masya Allah, saya sungguh malu pernah meragukan ini, bukankah semuanya telah diatur Allah ? Dan bukankah saya pun bisa tetap berusaha menghasilkan uang meskipun tinggal di rumah ? Kemudian perkataan kerabat yang pernah membuat saya kembali berpikir, bukankan kalau kamu bekerja, berarti kesempatan kamu untuk bersedekah lebih besar ? Pertanyaan itupun terjawab, bukankah sebaik-baik sedekah adalah sedekah untuk keluarga terdekat kita, anak-anak kita dan suami kita ?

Bukan berupa uang, tapi keikhlasan kita menyiapkan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Ketika saya mencurahkan kegundahan saya pada seorang sahabat, beliau hanya menjawab dengan kalimat sederhana, “hidup kita semata-mata ibadah, ketika kamu dihadapkan pada dua pilihan yang sama berat, pilihlah yang akan membuat kualitas ibadahmu menjadi lebih baik”. Subhanallah, saya yakin berhenti bekerja adalah yang terbaik bagi saya dan keluarga saya saat ini.

Dan akhirnya satu hal yang semakin memantapkan saya, bagi saya anak adalah investasi akherat saya. Dialah (dan insya Allah adik-adiknya) yang saya harapkan menerangi alam kubur saya dan suami dengan doa-doa dan amalan sholihnya. Dan inilah kesempatan saya sekali seumur hidup, tidak akan terulang, untuk mendidiknya dengan baik sehingga kelak ia akan dewasa menjadi lelaki sholih yang selalu mengingat saya dan suami dalam setiap doanya.

Setelah melalui proses istikhoroh dan membersihkan niat karena Allah semata, saya pun memutuskan berhenti bekerja. Sungguh, keputusan ini bukan keputusan ringan, tapi merupakan keputusan terberat dalam hidup saya. Dan ternyata setelah memutuskan pun, Allah masih menguji kesungguhan saya. Permohonan resign saya belum terkabul dari perusahaan tempat saya bekerja. Tapi saya yakin dan selalu berusaha berbaik sangka, ketika saya benar-benar ikhlas dan berserah pada Allah, pasti Allah akan memudahkan urusan saya. Dan bukankan ketika kita mendapatkan sesuatu melalui proses yang berat, pasti kelak kita akan lebih mensyukurinya ?


**Apa yang saya rasakan mungkin berbeda dengan apa yang dirasakan ibu-ibu lain. Banyak ibu yang bekerja tapi tetap menikmati perannya sebagai ibu maupun sebagai pekerja dan bisa menjalankan kedua amanah itu dengan sama baiknya, salut dan penghargaan saya setinggi-tingginya untuk ibu-ibu yang berdedikasi seperti ini. Ingin saya menjalani seperti itu, tapi ada daya saya merasa tidak cukup mempunyai kekuatan sebesar itu. Hidup adalah pilihan, dan ini pilihan yang saya tempuh. Selalu bersyukur, bersabar, dan menyadari konsekuensi setiap pilihan adalah kunci untuk berbahagia dengan apapun pilihan kita, insya Allah.

Wahai wanita cantik,
Engkau yang diciptakan dengan sangat sempurna oleh Rabbmu..
Indah dengan segala kelebihanmu yang ada...

Wahai wanita cantik,
Sering kali aku melihatmu berjalan dengan baju yang sangat sederhana,
Bahan yang sederhana, dan ukuran yang sangat sangat sederhana,
Hingga bagian auratmu yang harusnya tak tampak menjadi tampak..

Wahai wanita cantik,
Cukup sering aku melihat engkau jalan di depan para lelaki denga pakaian sexy-mu,
Dan para lelaki itu menatapmu dengan sangat lekat dari ujung kakimu sampai ujung rambutmu,
Mengikuti langkahmu hingga hilang dari pandangan mereka, pandangan yg menjijikkan...

Wahai wanita cantik,
Suaramu sungguh merdu,
Mendayu-dayu layaknya putri duyung yang sedang bernyanyi,
Bening sebening sumber mata air yang mengalir...

Wahai wanita cantik...
Ketahuilah... engkau begitu berharga... terlalu berharga...
Engkau bagai intan berlian yang terpajang pada sebuah kotak kaca indah berkunci dan terbungkus rapi..
Engkau bukan emas campuran murahan yang terpajang di etalase depan toko dan dengan seenaknya sang pembeli dapat merabamu, memegang tubuhmu dan memakaimu hanya untuk mencoba, lalu sang pembeli pergi, tak jadi membelimu dan mengembalikanmu di tempat yang sama!!
Bukan, engakau bukan itu wahai wanita cantik!!
Engkau intan berlian yang terpajang dalam kotak kaca indah berkunci dan terbungkus rapi.. orang yang menginginkanmu tidak berhak merabamu, memegangmu tubuhmu bahkan mencoba memakainya!
Tidak, mereka terlalu kotor untuk itu... mereka harus terlebih dahulu membelimu dengan harga yang sangat mahal, setelah itu mereka akan dapat memilikimu sepenuhnya.. Engkau yang utuh, yang belum pernah di ‘coba’ orang lain sebelumnya...

Wahai wanita cantik...
Engkau sungguh indah...
Bagai bunga mawar yang ketika orang ingin mengambilnya, terlebih dahulu mereka harus merasakan duri pertahanan diri yang kau punya,
Bagai bunga edelweis yang ketika menginginkanmu, terlebih dahulu mereka harus mendaki gunung ke arah ketinggian, menantang keberanian dan cuaca yang tak bersahabat,
Engkau bukan bunga bangkai, yang terlihat begitu indah dari kejauhan dengan warna yang menyala yang membuat para serangga tertarik dengan warna indahmu, namun ketika didekati, kau busuk.. ahh...baumu saja sudah membuat orang mual, apalagi memilikimu, merekapun enggan...

Wahai wanita cantik...
Jagalah amanah keindahan yang ada pada dirimu..
Berjalan saja kau terlihat menawan, belum lagi pembawaanmu yang sangat anggun, apalagi jika kau bersuara merayu, dan menampakkan apa yang tak seharusnya tampak..
Ahh..jagalah itu semua saudariku,
Tutuplah auratmu...agar tak ada yang berkeinginan lain terhadapmu... lelaki jalanan itu tak pantas menikmati tubuhmu dengan memandangimu dengan pandangan menjijikkan itu! mereka terlalu kotor untukmu!
Jagalah kehormatanmu saudariku... lelaki manapun yang belum halal bagimu tak pantas menyentuh tubuh dan kehormatanmu, pun atas nama cinta... sungguh, cinta dan nafsu itu berbeda..

Apakah kau khawatir tidak ada yang menyayangimu dan menjagamu atas nama cinta?
Apakah kau takut tidak akan ada yang menggombal dan merayumu atas nama cinta?
Wahai saudariku, bukan lelaki yang menginginkan tubuhmu yang sesungguhnya mencintaimu..
Lihatlah.. aku disini... aku sangat sedih melihat keadaanmu sekarang... aku sedih melihat para lelaki itu menzalimimu.. diri ini serasa tercabi-cabik...
Lihatlah di sekitarmu... tak hanya aku yang menginginkan ini semua yang terbaik untukmu.. lihatlah saudara-saudara semuslim mu...
Lihatlah kami.. sungguh engkau membuat air mata kami mengalir dan mencopot kantuk dari mata-mata kami... kami disini sedang memikirkan dan berbuat sesuatu untukmu.. agar tak pernah lagi engkau dizalimi siapapun...
Lihatlah kedua orang tuamu... hh,,apakah mereka menginginkanmu menjadi seperti ini? Sungguh engkau bakai mutiara bagi keluargamu... mutiara yang mereka jaga sejak kecilmu sampai engkau beranjak dewasa... apakah dengan ini engkau membalasnya?
Jika kau masih kurang dengan ini, maka lihatlah Allah Tuhanmu, Yang Menciptakanmu, Yang tiada henti-hentinya memberi nikmat padamu padahal tak jarang kau lupa denganNya... Ia masih memberimu nikmat udara, nikmat hidup, nikmat fisik dari tubuhmu yang indah itu.. Bayangkan, jika Ia tidak menyangimu, knapa Ia tak cabut saja nikmat wajahmu yang cantik dan tubuhmu yang indah?? Tapi tidak... meskipun engkau sering kali melupakanNya, nimkatNya tetap terus mengalir...

Wahai saudariku...
Biarlah hanya satu lelaki paling beruntung yang dapat menikmati dirimu seutuhnya, yakni suamimu kelak... ketika ikatan antara kalian halal dan berbuah ridhoNya... ketika suara mendayumu bukan lagi dosa tapi pahala... hanya dia yang pantas, saudariku...

Wahai saudariku,
Sungguh tidak ada alasan lain yang membuat aku melakukan ini selain cintaku yang begitu tinggi kepadamu...
Cintaku yang membuncah yang membuat aku memikirkanmu hingga kata-kata ini kugoreskan...
Cintaku yang menangis ketika melihat keadaanmu yang terzalimi oleh mode dan perbudakan hawa nafsu...
Cintaku yang akan tersenyum jika engkau berniat kembali ke jalanNya... Mari berjalam bersamaku, saudariku... temani aku dalam perjalanan indah yang tak singkat ini, menuju kepadaNya...

Wallahu'alam..



Allah swt swt telah memberikan wahyu kepada Nabi Musa as:
         "Wahai Musa, jika engkau ingin Aku lebih dekat kepadamu daripada ucapanmu kepada lisanmu, daripada keraguan hatimu kepada hatimu, daripada rohmu kepada badanmu,daripada cahaya penglihatanmu kepada matamu dan daripada pendengaranmukepada telingamu, maka perbanyakkanlahmembaca selawat ke atas Muhammad saw"
Allah swt swt telah berfirman:
Ertinya:  "Hendaklah tiap-tiap orang memerhatikan apa yang diusahakannya untuk  hari esok (hari Kiamat)"
                                                                                             (Q.S. al Hasyr: 18)
          Ketahuilah wahai manusia! Sesungguhnya nafsu yang memerintahkan kejahatan itu lebih memusuhimu daripada Iblis. Syaitan hanyalah memperalat nafsu syahwat untuk menguasaimu. Janganlah engkau tertipu oleh nafsumu dengan segala angan-angan dan kepalsuan.
Watak nafsu adalah merasa aman, suka berlengah-lengah, bersuka-suka dan malas.Setiap rayuannya adalah batil dan palsu belaka. Jika engkau rela menuruti rayuannya, hancurlah engkau. Jika engkau lambat memperhitungkannya tentu akan tenggelam. Jika engkau lemah melawannya, lalu mengikuti keinginannya, tentulah dia akan melemparmu ke Neraka. Nafsu tidak akan pernah menuju kepada kebaikan. Ia sumber bencana. Dialah markas Iblis serta tempat segala keburukan yang hanya diketahui oleh Allah swt. Sesungguhnya Allah swt mengetahui segala apa yang engkau perbuat, baik mahupun buruk.
Jika seorang hamba mahu merenungi umurnya yang telah lanjut untuk mencari Akhirat, maka sesungguhnya ia menyucikan hati. Seperti disebutkan oleh Rasulullah saw:
          "Berfikir sesaat itu lebih baik daripada ibadah setahun."
Demikian dalam tafsir Abu Laits. Maka sayugianya bagi orang yang berakal segera bertaubat atas dosa yang telah lalu, dan memikirkan akan bekal mencapai keselamatan di Akhirat. Dia memutuskan angan-angan keduniaan, segera bertaubat, mengingat Allah swt, meninggalkan larangan-larangan-Nya, sabar menahan nafsu dan tidak memperturutkan keininan syahwat. Ingat! NAFSU ADALAH BERHALA. Barangsiapa menuruti nafsu bererti menyembah berhala. Orang yang menyembah Allah swt, dialah yang mampu menahan nafsunya.
Diceritakan bahawa Malik bin Dinar berjalan di pasar Basrah. Dia melihat buah tin hingga tumbuh keinginannya terhadap buah itu. Dia membuka kasutnya dan dia memberikan kepada penjual buah itu, seraya berkata,
"Berilah aku buah itu." dan si penjual melihat sandalnya, seraya berkata,
"Oh ini tidak cukup!"
Kemudian Malik berlalu. Maka dikatakan kepada penjual itu,
"Apakah engkau tidak mengetahui siapakah dia?"
Penjual itu menjawab, "Tidak."
Dikatakan kepadanya,"Dialah Malik bin Dinar."
Dengan segera penjual itu meletakkan bakul di bahu pelayannya seraya berkata,
"Jika dia menerima buah ini daripadamu, maka engkau merdeka!"
Kemudian pelayan itu pergi mengikut Malik bin Dinar lalu berkata padanya,
"Terimalah buah ini daripadaku."
Tetapi Malik menolak.
"Terimalah sebab di sinilah kemerdekaanku." kata pelayan itu. Kemudian Malik menjawab,
"Jika di sini kemerdekaan bagimu, di sini pulalah seksaan bagiku."
Namun pelayan itu tetap juga mendesak-desak. Sehingga Malik bin Dinar berkata,"Aku bersumpah tidak akan menjual agama dengan buah tin dan aku tidak mahu makan buah tin itu sampai hari Kiamat!"
Diceritakan pula bahawa Malik bin Dinar sedang sakit menghadapi mautnya. Dia ingin segelas madu dan susu untuk dimakan dengan roti panas. Pelayan segera menyediakannya. Kemudian Malik mengambil dan memandangnya sejenak seraya berkata,
”Wahai nafsu, engkau telah bersabar selama tiga puluh tahun, padahal umurmu tinggal sesaat lagi.”
Maka dia membuang gelas itu daripada tangannya, dia menahan nafsunya hingga dia meninggal. Demikianlah sifat para anbiya’, aulia’, siddiqin dan zahidin serta orang-orang yang merindukan Allah swt.
Telah berkata Nabi Sulaiman bin Daud as:
”Sesungguhnya mengekang nafsu itu lebih sulit daripada membuka sebuah kota bersendirian.”
Ali bin Abi Talib ra juga berkata:
”Aku dan nafsuku bagaikan gembala dengan  kambingnya. Jika aku menahannya dari satu sisi, dia melompat dari sisi lain. Barangsiapa dapat menjinakkan nafsunya, dia akan dibungkus dengan kafan rahmat dan dikubur dalam bumi karomah. Tetapi barangsiapa yang membunuh hatinya, terbungkuslah dia dalam kafan laknat serta terkubur alam bumi azab!”
Zahya bin Muaz Ar Razi berkata: 
”Perangilah nafsumu dengan taat dan riadah (latihan rohani). Riadah adalah mengurangi tidur, makan mahupun bercakap;menahan kepedihan daripada makhluk. Sedikit tidur akan menyucikan kehendak, sedikit berkata akan terselamat daripada bencana.Dan menahan pedih dapat menghantarkan sampai ke puncak.Bahkan sedikit makan dapat menundukkan syahwat. Sesungguhnya banyak makan dapat mengeraskan hati dan menghilangkan cahayanya. Dan cahaya hikmah adalah lapar. Serta kenyang dapat menjauhkan seseorang daripada Allah swt. 
Sebagaimana Rasulullah saw telah bersabda:
         ”Terangilah hatimu dengan lapar. Perangilah nafsumu dengan lapar dan haus. Serta sentiasalah mengetuk pintu Syurga dengan lapar. Sesungguhnya pahala demikian itu bagaikan pahala pahlawan membela agama Allah swt. Dan sesungguhnya tidak ada amal yang lebih disukai oleh Allah swt daripada lapar dan haus. Tidak akan ke kerajaan langit seseorang yang memenuhi perutnya dan kehilangan lazatnya beribadah.”



Telah berkata Abu Bakar as-Siddiq ra: 
”Aku tidak pernah kenyang semenjak aku masuk Islam agar kutemukan lazatnya beribadah kepada Tuhanku. Dan aku tidak pernah minum puas semenjak masuk Islam kerana rindu berjumpa dengan Tuhanku. Ini kerana jika banyak makan akan sedikit beribadah. Sesungguhnya jika orang banyak makan beratlah badannya, mengantuk dan lemahlah anggota badannya sehingga tidak membuahkan sesuatu. Dia tidur melulu bagaikan bangkai terbuang.”

Demikianlah dalam kitab `Minhajul Abidin’.
Daripada Luqman Al Hakim, dia berkata kepada puteranya: 
”Janganlah engkau banyak tidur dan makan. Barangsiapa memperbanyak keduanya, pada hari Kiamat dia miskin amal soleh.” Ini tersebut dalam kitab ’Maniyyatul Mufti’.
Rasulullah saw telah bersabda:
” Janganlah engkau membunuh hati dengan banyak makan dan tidur. Sesungguhnya hati akan mati bagaikan tanaman jika tergenang air.”
Orang-orang soleh menafsirkan perut ibarat kuali di bawah hati. Jika terisi banyak akan menggenangi hati sehingga menjadi kotor dan hitam. Di samping itu banyak makan dapat mengurangi kecerdasan dalam mencari ilmu.
Diceritakan daripada Zakaria bin Yahya as. Dia melihat Iblis membawa beberapa tali. Kemudian dia bertanya,
”Apa itu?”
Iblis menjawab: “Inilah ‘syahwat’. Dengan ini akan aku akan ikat anak cucu Adam.”
Yahya bertanya lagi, ”Apakah kau pernah mengikatku dengan itu?”
Iblis menjawab, ”Tidak. Hanya pada suatu malam engkau makan sampai kenyang kerananya aku beratkan engkau melakukan solat.”
Kemudian Yahya berkata,
”Sesungguhnya telah kejadian itu aku tidak akan makan sampai kenyang selamanya.”
Iblis juga berkata, ”Sesungguhnya aku tidak akan melepaskan seseorang selamanya.”
Demikianlah orang yang tidak pernah kenyang selama hidupnya kecuali satu malam.Bagaimana orang yang tidak pernah lapar kecuali satu malam lalu mengharapkan lazatnya ibadah?
Diceritakan juga daripada Yahya bin Zakaria as. Pernah satu kali dia kekenyangan makan gandum. Pada malam itu dia tertidur ketika berwirid. Kemudian Allah swt memberi wahyu kepadanya seraya berfirman,
”Apakah engkau menemukan rumah untukmu yang lebih bagus daripada rumah-Ku? Apakah engkau menemukan teman yang lebih baik daripada berteman denganku? Demi kemuliaan dan keagungan-Ku jika engkau melihat syurga Firdaus lalu melihat neraka Jahanam, pastilah engkau akan menangis mengeluarkan nanah sebagai ganti air mata dan engkau akan memakai besi bagi menggantikan kain”.