WANITA

blog ini berisi semua hal tentang wanita..,...

Tidak dinamakan cinta suci jika nafsu menjadi sandaran utama. Bukan membuang perasaan fitrah insani mahu mencintai dan dicintai, namun tahu dan sedar di mana sasaran pengakhiran konsep cinta yang di bawa itu. Rumah tidak dibangunkan dalam masa sehari, cinta suci memerlukan perlakuan yang disaluti kesabaran tinggi, di mana terlatih sepanjang masa bersama keimanan yang kental dan utuh.

Dalam Islam cinta dan keimanan adalah dua perkara yang tidak dapat dipisahkan. Cinta yang berlandaskan Iman akan membawa seseorang kepada kemuliaan, sebaliknya cinta yang tidak berlandaskan Iman akan menjatuhkan seseorang ke jurang kehinaan. Cinta dan keimanan laksana kedua belah sayap burung. Imam Hassan Al Banna mengatakan bahawa: “Dengan dua sayap (Iman dan cinta) inilah Islam diterbangkan setinggi-tingginya ke langit kemuliaan”

Bagaimana tidak, jikalau Iman tanpa cinta akan pincang, dan cinta tanpa Iman akan jatuh ke jurang kehinaan. Iman tidak akan terasa lazat tanpa cinta dan sebaliknya cinta pun tidak lazat tanpa Iman. Kalau sudah tahu diri ini tidak terbaik di pandangan mata manusia, kenapa tidak berusaha menjadi sebaik mungkin dalam menambah fungsi diri mencapai kebaikan di sisi Dzat Allah Taala?

Kalau sudah tahu dan pasti diri tidak mampu memiliki pasangan soleh dan solehah, kenapa tidak mencari kurang soleh dan solehah, dan berusaha merubah menjadi soleh dan solehah? Berusahalah menjadi soleh dan solehah terlebih dahulu, pasti takdir ketentuan-Nya untuk anda dengan insan solehah dan soleh.


Wanita tidak semestinya memerlukan lelaki, tetapi wanita dan lelaki saling memerlukan, cinta itu anugerah. Mengapa wanita memerlukan lelaki di dalam hidupnya? Untuk beberapa waktu dahulu, ia begitu memukul-mukul kepala. Ya, apa perlu seorang wanita yang bebas mempertaruhkan sebagian besar hidupnya kepada tangan seorang lelaki? Bukankah lebih hebat jalan dihujung minggu bersama teman rapat, berkedip kedipan mata kepada lelaki tampan yang saling tidak putus dan tidak lupa senyum tanda salam perkenalan.

Saya mempunyai seorang rekan, sederhana cantik, tidak terlalu kurus tidak terlalu gemuk, tidak terlalu buruk, tidak terlalu jelita, manisnya ada, santunnya memikat orang tua, beragama juga karena selalu saja diceritakan dia mengendap-endap membawa sajadah masuk ke bilik stor kecil untuk solat, dan dia senantiasa mencoba gembira dengan kehidupannya yang sendiri. Tetapi saya fikir, saya faham apa yang berputar-putar dalam kepalanya. Dia tidak dapat berdusta betapa kebahagiaan cinta kawan-kawan membuatnya cemburu, dan membuatnya selalu berfikir: Apalah perasaan gadis yang dipuja dan dicintai hebat oleh seorang lelaki.

Kawan, saya harap dia membaca artikel ini. Cinta tidak datang dipaksa-paksa. Cinta tidak juga datang kala kita menginginkannya. Jika kita menginginkan ia menjadi air, ia datang seperti api.Tetapi, jika kita bersabar dan menerima ketentuan Tuhan, seorang lelaki yang baik akan didatangkan kepada kita juga. Lelaki yang baik itu tidak turun dari langit. Lelaki yang baik itu juga tidak semestinya datang dengan kepala berketayap, janggut selambak atau harta berlimpah.

Tetapi lelaki yang baik, jika Tuhan menginginkan dia menemani kita sepanjang hayat, membimbing kelakuan kita, menjaga kemurnian kalbu bersama-sama, mendidik, membuka jalan agar kita dapat memperdalam seluk beluk agama yang barangkali selama ini hanya menjadi pakaian dan kedok dan memberikan kita zuriat yang halal lagi dirahmatiNya. Dia akan datang apabila tiba masanya. Lambat atau cepat, maafkan saya, karena Allah itu yang lebih mengetahui.

Kawan, kedatangan seorang lelaki dalam kehidupan seorang wanita seperti manusia jilbab yang diberikan semula sebelah kakinya. Dia menyempurnakan kita. Namun, tidak kira semasyhur mana sekalipun kisah cinta dua pasangan, selain perkara yang cantik-cantik dan molek-molek, kita, wanita, harus bersedia menerima kebodohan-kebodohan hubungan. Karena apabila kita mempersilahkan seorang lelaki duduk di samping kita untuk sepanjang hayat, berarti kita harus langsung juga mempersilahkan sekian masalahnya berbaring di bahu kita.

Karena itu tidak heran jika kita mendengar ada di kalangan kita, gadis, yang cemberut karena tanggungjawabnya terhadap keperluan hidup lelaki tidak juga berkurang walaupun belum menikah. Ya, lelaki memang mendatangkan bahagia. Tetapi lelaki juga mendatangkan sengsara. Namun jika kita bijak menghadapinya, semuanya pasti baik-baik saja. Itulah adat dalam hubungan. Yang buruk-buruk pasti ada. Barangkali dari si dia, barangkali juga dari kita, tetapi kita harus cermat mengimbangkannya agar jodoh kekal sampai hari tua.

Bagi yang sedang galak bercinta dengan lelaki permata jiwa tetapi menerima tantangan keluarga dari dua pihak, jika anda fikir anda tidak mungkin mampu hidup bahagia tanpa restu ayah ibu, maka ada baiknya anda menyerah kalah saja. Walaupun tidak saling memiliki, dan cinta tidak juga diwali dan dinikahi, anda dan dia tetap pengantin di dalam jiwa. Barangkali sudah sampai masanya anda mencari saja lelaki lain untuk dibawa pulang menemui ayah ibu.

Bicara soal pernikahan, beberapa kenalan rapat yang dewasa bersama-sama. sejak zaman coalk colek,berkedip kedipan mata kala di bangku pengajian, kini sudah dilamar, dan akan menjadi isteri dari lelaki yang mereka cintai. Semoga mereka tak salah pilih. Dan semoga lelaki yang dipilih, melaksanakan tanggungjawab dan melunaskan hak suami isteri. Wanita, kita dicipta dengan kemuliaan syahadah. Karena benih seorang lelaki, kita ini tersenyawa, diberi karunia tenaga sehingga kita mampu menyibak jalan keluar dari rahim ibu untuk melihat dunia . Karena benih seorang lelaki, kita ini ditiupkan jiwa, menjadi manusia, dan mencari seorang lelaki untuk dicintai, sebagaimana ibu diilhamkan Tuhan untuk berkasih sayang dengan ayah.

Dan karena Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta, kita wanita, kita ini diciptakan dari tulang rusuk kiri lelaki,tidak terlalu gagah sehingga berbeda dg kodrat lelaki, tidak juga terlalu lemah sehingga jatuh menyembah kaki. Tetapi karena ciptaan Tuhan itu indah, kita terbit dari rusuk lelaki, bukan dekat kepala untuk dijunjungi, bukan dekat bahu untuk membebani, bukan dekat lengan untuk dijulangi, bukan dekat jari untuk disakiti, bukan dekat pinggul untuk dijauhi, bukan dekat lutut untuk ditindihi, bukan dekat kaki untuk ditunggangi, tetapi dekat pelusuk hati untuk dimulia, disayangi dan dicintai.

Andai lelaki itu burung yang terbang, kita adalah angin lembut yang bersisir-sisiran sepanjang perjalanannya. Tetapi karena fitrah kejadian Tuhan wanita itu kebergantungan hidupnya harus saja diserahkan kepada seorang lelaki yang boleh melindungi, maka kita pun tidak selamanya mau menjadi angin semata-mata. Kita mau menjadi bunga, menghias sayapnya. Kita mau terus bersama-sama, terbang dari rendah perkebunan bunga sehingga ke sayup langit terbuka, sehingga jalannya yang paling ujung, sehingga kita tua, rapuh dan mati. Tetapi kita bahagia dalam dakapannya.Semoga kita semua dipertemukan dengan jodoh yang baik..InsyaAllah...